Minggu, 26 Oktober 2014

(POSEDUR  PREPARASI SAYATAN TIPIS, FUNGSI dan BAGIAN MIKROSKOP POLARISASI, FUNGSI KEPING KUARSA, KEPING GIPS, dan KEPING MIKA )

PROSEDUR PREPARASI SAYATAN TIPIS
            Pada  penelitian mineral dan batuan, digunakan 2 macam preparat, yaitu : (1) bubuk/serbuk, dan (2) sayatan tipis.Akan tetapi,  preparat yang lebih sering digunakan adalah preparat jenis sayatan tipis, dikarenakan beberapa keunggulan dari informasi yang diperoleh apabila kita meneliti mineral dan batuan dengan menggunakan jenis preparat berupa sayatan tipis, dibandingkan dengan preparat serbuk.Adapun kelebihan dari penggunaan preparat berupa sayatan tipis adalah sebagai berikut :
·         Struktur batuan tetap ada, tidak hilang
·         Index bias absolut
·         Orientasi sudah tertentu
·         Peraga dapat dipakai terus, tidak hanya sementara
·         Mineralogi serta sifat optik dari mineral dalam batuan dapat terlihat.

Dibalik beberapa keunggulan dalam penggunaan preparat berupa sayatan tipis, penggunaan preparat ini juga mempunyai kelemahan dibandingkan preparat serbuk, salah satunya adalah dalam hal pembuatan preparat sayatan tipis yang memakan waktu cukup lama, dimana prosedur dalam pembuatan sayatan tipis adalah sebagai berikut :
1.      Mempersiapkan Sampel
Sampel pengamatan dalam mineralogi optik dapat berupa mineral ataupun batuan dengan ukuran yang tidak terlalu besar ( tidak sebesar dalam pengamatan secara deskriptif menggunakan mata tanpa mikroskop, yaitu contoh setangan ).
2.      Memotong Sampel
Sampel mineral atau batuan yang telah disiapkan dipotong dengan menggunakan gergaji atau mesin potong khusus hingga didapatkan bentuk lempengan dengan kedua permukaannya betul – betul merupakan bidang datar yang sejajar, dengan ketebalan kurang lebih 3 mm, luas 2 cm x 4 cm.
            Mesin potong yang digunakan terdiri dari lempengan logam ( biasanya Cu )yang tipis dan berputar cepatpada poros horisontal.Pada tepi lingkaran ditaburkan serbuk intan atau bahan lain yang mempunyai tingkat kekerasan tinggi.Pada bagian yang polos digunakan bubuk karborundum selama mesin digunakan untuk memotong.Dalam proses pemotongan juga dibutuhkan aliran air untuk mendinginkan dan menjaga alat dari keausan.
3.      Meratakan Sampel
Salah satu permukaan yang mendatar dari keping mineral atau batuan dibuat rata dengan permukaan yang halus, dengan gerinda yang bersifat abrasif dan permukaannya merata.Untuk meratakan betul – betul, permukaan digosokkan di atas kaca tebal yang diberi  karborundum, biasanya dipakai 3 kaca ditaburi karborundum kasar (± 100 mesh ), sedang (± 200 – 300 mesh ), dan halus (± 400 – 600 mesh ).
4.      Mengelem Sayatan Tipis
Bagian permukaan yang sudah diratakan hingga halus dilekatkan pada keping kaca objek dengan pertolongan balsam Kanada atau preparat khusus yang mirip/hampir sama sifatnya dengan balsam Kanada.Supaya dapat merekat dengan baik, kaca objek dengan balsam Kanada dipanasi kira-kira 2 menit, dengan duhu ± 160 ˚C.Dalam memanasi tidak boleh terlalu masak karena dapat mengakibatkan warna coklat berasap dan akan mudah retak bila kering.Keping batuan ditekan pelan-pelan diatas balsam Kanada sampai rata benar duduknya di atas kaca objek, dan menghindari adanya gelembung-gelembung udara dalam balsam Kanada.
5.      Menipiskan Sampel
Mula – mula penipisan dilakukan memakai gerinda yang kasar dahulu, kemudian gerinda yang halus.Untuk menghaluskan dan membuat permukaan merata betul, preparat digosok-gosokkan diatas kaca tebal yang ditaburi karborundum yang dimulai dari kasar-sedang-halus.Apabila ktebalan telah mencapai 0,035 mm, preparat dicek dibawah mikroskop polarisasi nikol bersilang, dan apabila semua ketebalan telah betul, maka antara semua kristal kuarsa pada sayatan tipis tidak ada yang menimbulkan warna interferensi yang lebih tinggi dari kuning orde pertama, juga mineral plagioklas tidak memperlihatkan warna interferensi lebih tinggi dai putih atau abu-abu orde pertama.
6.      Mencuci Preparat Sayatan Tipis dengan Air
Setelah ketebalan memenuhi syarat, hal yang harus dilakukan adalah mencuci preparat sampai berih kemudian mengeringkan preparat tersebut.Pada permukaan emudian diolesi balsam Kanada dan dipanasi lagi sampai akhirnya ditutup dengan kaca penutup ( cover glass ).Penggunaan balsam Kanada yang berlebihan dapt mengganggu jalnnya pengamatan, oleh karena itu perlu dibersihkan dengan xilol atau minyak tanah.
7.      Memberikan Nomor pada Sayatan Tipis
Pemberian nomor pada sayatan tipis sangat berguna untuk menandai sampel.
Batuan lepas dan rapuh yang digunakan sebagai sampel,  maka diperlukan cara khusus dengan merebus terlebih dahulu beberapa waktu, sehingga setelah kering batuan akan seperti keadaan pada saat masif.Baik atau buruknya pembuatan sayatan tipis tergantung pada ketelitian, ketekunan, kesabaran, serta pengalaman pengasah.
FUNGSI DAN BAGIAN MIKROSKOP POLARISASI
Dalam penelitian secara optik, dapat digunakan 3 jenis mikroskop, yaitu : (1).Mikroskop binokular biasa, (2) Mikroskop polarisasi, dan (3). Mikroskop Polarisasi Pantulan. Mikroskop polarisasi berbeda dengan mkroskop binokular yang hanya memperbesar benda yang diamati, sehingga bagian – bagian dari mikroskop binokular dan mikroskop polarisasi terdapat perbedaan juga. Dalam pengamatan menggunakan mikroskop polarisasi, cahaya yang digunakan adalah cahaya yang terbias, bukan cahaya terpantul

Adapun bagian dan fungsi dari mikroskop polarisasi adalah sebagai berikut :
1. Kaki mikroskop
Berfungsi sebagai tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop, bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk menempatkan cermin. Pada tipe Olympus, kaki mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.
2.   Cermin
            Terdiri dari cermin datar dan cermin cekung, yang berfungsi untuk  menangkap dan meneruskan cahaya ke dalam sistem optik dalam  mikroskop.Cermin cekung dapat menerima terkonsentrasi ke satu titik, sehingga menghasilkan sinar yang lebih terang.
2. Substage Unit
Terdiri dari polarisator atau “lower nicol”, diafragma iris, dan kondensor.Polarisator (“lower nicol”) merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran polaroid, berfungsi untuk menyerap cahaya secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.
·    
 Diafragma iris terdapat di atas polarisator, berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi atau menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”.
·         Kondensor terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”. Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk memberikan cahaya memusat yang datang dari cermin di bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar dari jalan cahaya apabila tidak digunakan/difungsikan.
3.  Meja Objek
         Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat berputar pada sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0o sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).
4.  Tubus Mikroskop
         Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa objektif, lubang kompensator, analisator, lensa amici bertrand dan lensa okuler.
Ø  Lensa objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang 100x
Ø  Lubang kompensator
Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah depan, sehingga pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan war na interferensi pada mineral.
Ø  Analisator
Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)
Ø  Lensa Amici Bertrand
Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.
Ø  Lensa okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek pengamatan. 

FUNGSI KEPING KUARSA, KEPING GIPS, dan KEPING MIKA
·         Keping Kuarsa
Keping kuarsa sering juga disebut sebagai baji kuarsa merupakan suatu sayatan kuarsa yang dipotong sehigga sumbu c-nya searah dengan arah memanjangnya bajidengan harga dwi biasnya 0,009, dan ketebalan 0-0.1 atau 0-0,25 mm.Fungsi dari keping kuarsa adalah untuk melihat pengaruh ketebalan sayatan terhadap retardasinya, dengan rumus 1-2 ), dimana  retardasi, t= tebal sayatan tipis, dan n1 n2 = index bias dari n dan nkuarsa.Fungsi lain dari keping/baji kuarsa adalah untuk menentukan terjadinya penambahan/pengurangan warna interferensi suatu kristal.
·         Keping Gips
Merupakan suatu sayatan gipsum yang mempunyai ketebalan sedemikian sehingga menghasilkan harga .Keping gips berfungi untuk menentukan terjadinya penambahan/pengurangan warna interferensi suatu kristal, sama dengan fungsi baji kuarsa akan tetapi lebih sering digunakan keping gips.Selain itu juga berfungsi untuk membedakan arah bidang getaran sinar lambat dan arah getaran sinar cepat pada suatu kristal yang diamati diatas meja objek, dimana objek yang diamati adalah jenis kristal yang memiliki dwi bias atau warna interferensi yang rendah.
·         Keping Mika

Terbuat dari muskovit yang pipih sedemikian rupa sehingga Berfungsi untuk membedakan arah bidang getaran sinar lambat dan arah getaran sinar cepat pada suatu kristal yang diamati diatas meja objek, dimana objek yang diamati adalah kristal yang memiliki warna interferensi yang tinggi atau ekstrim.Hal ini diterapkan dalam penentuan banyak sifat optik, misalkan tanda rentang, besar sudut gelapan dan tanda optik.

by : Ayu Evi Octaviana TGL'13 UGM

sumber:

Judith, Bean dkk. 1981 . Mineral Optik.Yogyakarta: Pusat Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Keer, Paul F. 1977. Optical Mineralogy.New York: McGraw-Hill Company.

1 komentar: